Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit TNI-AD Tk.IV 01.07.05 berada di wilayah Sumatera Barat Utara yang berkedudukan di Kota Bukittinggi adalah merupakan proses dari pembentukan badan- badan kesehatan yang ada di wilayah Sumbarut sampai menjadi Denkesrem 032/Wirabraja dan setelah adanya liquidasi Kodam III 17 Agustus menjadi Kodam I/Bukit Barisan yang terdiri dari Kodam I/Iskandar Muda, Kodam II Bukit Barisan dan Kodam III 17 Agustus, menjadilah Rumah Sakit Tk.IV 01.07.05 Denkesyah 01.04.05 yang berkedudukan di Kota Padang.
Pembentukan badan kesehatan pertama kali di Bukittinggi pada mulanya adalah untuk melengkapi kesatuan Batalyon BKR dengan tenaga inti adalah pemuda Republik Indonesia. Pembentukan ini dilakukan setelah pada tanggal 10 Oktober 1945 (terbentuknya Badan Keamanan Rakyat di kota Padang).
Setelah terbentuk TKR ini maka untuk Sumatera Tengah terbentuklah Devisi III/Banteng pada tanggal 1 Januari 1945 dengan Panglimanya Kolonel Dahlan Djambak yang membawahi IV Resimen. Untuk Resimen I berkedudukan di Bukittinggi dengan 3 Batalyon. Kemudian pada tanggal 17 Januari 1945 Tentara Keamanan Rakyat berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dan setelah tersusunnya Tentara Nasional Indonesia maka Devisi III Banteng berubah menjadi Devisi IX Banteng Sumatera Tengah.
Pembentukan dan perkembangan organisasi kesehatan disesuaikan dengan pengembangan Devisi III Banteng dan pertama kalinya dikepalai oleh Letkol Dr. Nazaruddin yang berkedudukan di Kota Padang, kemudian pindah ke Bukittinggi yaitu pada tanggal 2 Januari 1946 yang merangkap sebagai Kepala Rumah Sakit. Kemudian pada awal 1946 kesehatan Devisi IX Banteng membawahi 6 kesehatan resimen yang berkedudukan masih di Bukittinggi. Untuk menghadapi agresi Belanda, Kesehatan Devisi IX Banteng membentuk 3 sub Komando Daerah Pertempuran.
Setelah perubahan Brigade Banteng menjadi Kesdam I Sumatera Barat Utara, maka Kesehatan Brigade Banteng berubah menjadi Kesehatan Brigade EE Banteng dengan membawahi 4 Kesehatan Batalyon.
Pada tanggal 7 April 1952 Komado Brigade Banteng EE berubah menjadi Resimen Infatri 4 Banteng. Sedangkan sebelum pembentukan itu kesatuan kesehatan telah membentuk kesehatan KMK di Bukittinggi dengan kepala poliklinik Lettu Syawaluddin dan dibantu ± 8 orang anggota dan dr. Nizar,. sedangkan Kesehatan Batalyon 140 adalah Letda Darmansyah yang membawahi 5 kesehatan kompi. Kemudian dibentuklah Kompi Kesehatan yang meliputi daerah Sumbar sampai Riau. Kemudian pada bulan Mei 1958 diganti dengan nama jawatan kesehatan KOPAG yang dikepalai oleh Letkol dr. Harnipijai dan selanjutnya digantikan oleh Letkol dr. Moch Abdullah. Untuk daerah Bukittinggi dibentuk Kesehatan RTP-II Brawijaya yang berkedudukan di Jl. Kurai No. 16 yang kemudian pindah ke RSU Bukittinggi (RSAM sekarang). sementara dengan kapasitas 50 tempat tidur dan dokternya ialah dr. Auskarani.
Pada bulan April 1959 nama Kesehatan KOPAG berubah menjadi KESDAMAG (Kesehatan Daerah Militer 17 Agustus). Bulan April 1960 nama tersebut diganti menjadi Kesdam III/17 Agustus yang meliputi Rumkit Kesdam III/17 Agustus dan 3 Denkesrem. Untuk daerah Sumbarut disebut Denkesrem 032/Wirabraja yang berkedudukan di Bukittinggi dengan membawahi :
- Rumkit Denkesrem 032/Wirabraja
- Tonkes Yonif 131, 132, 133 dan Tonkes Denzipur 2
- Kesdim 0305 s/d Kesdim 0308
- Poliklinik Swapa yang berada di Pasaman (Polk Kes Satgas Awapa Kodam III)
Komandan Detasemen Kesehatan yang pertama ialah Kapten dr. A. Partomo Djajadiningrat (1961 – 1964). Setelah adanya liquidasi Kodam III/17 Agustus menjadi Kodam I/Bukit Barisan, Denkesrem 032/Wirabraja berubah menjadi Rumkit Tk.IV 01.07.05